TUJUAN PEMBENTUKAN DESA WISATA TANJUNG
Pembentukan
Desa Wisata Tanjung bertujuan :
- sebagai upaya untuk melestarikan budaya masyarakat yang adiluhung, agar tidak hilang karena adanya perkembangan jaman.
- sebagai upaya untuk mengelola lingkungan yang ada secara lebih baik dan berkelanjutan, agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat yang tinggal di kawasan Desa Wisata dan daerah sekitarnya, serta untuk menghindari degradasi lingkungan yang mungkin terjadi.
- sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengupayakan adanya penghasilan tambahan dari sector pariwisata. Bagi masyarakat di kawasan Desa Wisatan Tanjung dan sekitarnya.
POTENSI WISATA
Kesediaan
dan semangat untuk menjadikan Desa Tanjung sebagai salah satu desa wisata di
Kabupaten Sleman tentunya tidak tanpa pertimbangan yang matang, namun
benar-benar setelah menelaah potensi yang dimiliki serta dampak-dampak yang
mungkin timbul akibat adanya kegiatan pariwisata, baik terhadap manusianya
maupun bagi lingkungan. Dengan penelaahan yang seksama, disimpulkan bahwa
beberapa potensi yang dimiliki oleh Desa Tanjung sehingga layak dikembangkan
sebagai desa wisata adalah :
a. Potensi
Fisik
Di
wilayah Desa Wisata Tanjung terdapat bangunan-bangunan fisik serta kondisi alam
yang berpotensi sebagai daya tarik wisata, antara lain :
*)
JOGLO TANJUNG
Joglo
Tanjung merupakan sebutan bagi sebuah bangunan adat Jawa berbentuk joglo yang
terletak di dusun Tanjung. Joglo Tanjung ini dahulu merupakan sebuah rumah
milik lurah desa yang sampai saat ini telah berumur lebih dari 200 tahun.
Bangunan
Joglo Tanjung ini terdiri dari emperan, pendopo, pringgitan, ndalem (senthong
tengah, senthong kiwo, senthong tengen) longkangan, serta pawon (dapur). Joglo
Tanjung juga mempunyai bangunan tambahan di sebelah kiri (timur) bangunan utama
disebut sebagai gandok kiwo yang didepannya terdapat kuncung, serta terdapat
juga lumbung padi di sebelah barat bangunan utama (sekarang sudah direnovasi
menjadi ruang tidur dan ruang serbaguna). Selain itu terdapat juga kandang
jaran (tempat kuda) dan kandang bendi (garasi kereta) yang saat ini sudah
beralih fungsi menjadi tempat menyimpan gamelan.
Di
depan bangunan joglo ini terdapat halaman yang cukup luas. Sebelum memasuki
pintu utama joglo, terdapat 2 buah tanaman sawo kecik yang ditanam di kiri dan
kanan pintu masuk, sebagai perlambang permohonan agar segala sesuatunya
senantiasa baik (sawo kecik = sarwo becik = serba baik).
*)
AREAL PERSAWAHAN
Desa
Wisata Tanjung merupakan sebuah desa agraris yang masih mempunyai areal
persawahan yang cukup luas. Di antara dusun-dusun yang ada, terhampar
sawah-sawah sebagai lahan kehidupan masyarakat Tanjung.
Sebelum
dicanangkan sebagai Desa Wisata, sawah-sawah tersebut semata-mata hanya untuk
bercocok tanam petani. Namun sekarang, sawah-sawah itu juga merupakan asset
wisata, dimana para wisatawan dapat belajar dan merasakan langsung bagaimana
cara mengolah tanah, menanami, sampai memanen hasil pertanian hingga siap
disajikan sebagai makanan pokok masyarakat. Selain itu, panorama yang indah di
tengah persawahan dengan angina semilir dan keteduhan pohon yang ada juga dapat
dinikmati untuk sekedar melepas kepenatan dan kejenuhan rutinitas kerja.
*)
RUMAH-RUMAH PENDUDUK
a.
Potensi Kesenian Tradisional
*)
ANGGUK PUTRI
*)
PEKBUNG
*)
JATHILAN
*)
TARI KLASIK
*) SHOLAWATAN
*) HADROH
*) KARAWITAN
b.
Potensi Upacara Adat
*)
KENDURI
*)
MANTENAN
*)
SUNATAN
*)
WIWID
*)
TEDUN
c.
Potensi Kerajinan/Home Industri
*)
BATIK
*)
MAINAN ANAK
*)
MAKANAN TRADISIONAL