Profil Desa Wisata Tanjung
Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Alamat : Tanjung, Donoharjo,
Ngaglik, Sleman,
D I Yogyakarta
55581
Telp. (+62) 081229209872, 08156700291
Email : desawisatatanjung@yahoo.com
LETAK GEOGRAFIS DESA WISATA TANJUNG
Desa
Wisata Tanjung merupakan suatu desa wisata yang meliputi 3 padukuhan dalam
wilayah Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu
Padukuhan Banteran, Padukuhan Panasan, dan Padukuhan Bantarjo. Secara geografis
terletak di antara Gunung Merapi dengan Kota Yogyakarta, berjarak lebih kurang
10 km ke arah utara dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, atau sekitar 25 km
ke arah selatan dari puncak Gunung Merapi.
KONDISI SOSIAL BUDAYA
Sebagaimana
halnya dengan wilayah lain di Kabupaten Sleman, penduduk di Desa Wisata Tanjung
sebagian besar juga merupakan petani atau buruh tani. Sebagian yang lain
sebagai PNS, terutama Guru. Dengan demikian pola kehidupan masyarakat agraris masih sangat
kental dirasakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di wilayah Desa Wisata
Tanjung ini.
Jumlah
penduduk yang tinggal di Desa Wisata Tanjung lebih kurang 1600 orang, menempati
sejumlah 324 rumah. Tingkat pendidikan penduduk Tanjung sebagian besar SLTA,
beberapa Perguruan Tinggi. Hanya sebagian kecil yang tidak mengenyam pendidikan
(buta huruf) dan itupun merupakan generasi tua dari penduduk Tanjung. Untuk
meningkatkan pendidikan, terutama bagi generasi yang sudah agak tua, telah
dilakukan Kejar Paket A dan Kejar Paket B yang dihimpun dalam kegiatan di Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ngudi Makmur.
Sifat
kegotong royongan masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Desa Tanjung. Hal ini
akan sangat terasa terutama pada saat ada warga masyarakat yang sedang
membangun atau merenovasi rumah, mempunyai hajatan, atau sedang ditimpa
musibah. Masih dikenal istilah SAMBATAN (berasal dari kata SAMBAT yang berarti
meminta tolong), dimana penduduk kampong beramai-ramai membangun / merenovasi
rumah salah satu warga secara suka rela tanpa diberi upah dari kerja gotong
royong tersebut. Demikian juga pada tiap hari Minggu dan menghadapi Hari Raya,
masih sering dilakukan kerja bakti membersihkan lingkungan secara bergotong
royong.
PEMBENTUKAN DESA WISATA
Pembentukan
Desa Wisata Tanjung dilatarbelakangi pemikiran dan kenyataan bahwa para
wisatawan yang berkunjung ke wilayah Yogyakarta
sudah mulai bosan dengan visata konvensional yang selalu diajak ke Candi
Borobudur, Candi Prambanan, dan Kraton Yogyakarta. Dengan hanya mengandalkan obyek
wisata konvensional tersebut, masa
tinggal para wisatawan di Ygyakarta juga relatif singkat, hanya sekitar 3 hari.
Untuk itu perlu dicari terobosan baru untuk mengatasi permasalahan di atas.
Salah satu alternatifnya adalah dengan melakukan wisata pedesaan, dimana para
wisatawan diajak untuk menghayati pola kehidupan masyarakat pedesaan yang aman,
tentram, dan damai, jauh dari segala kesibukan yang melelahkan. Para wisatawan juga diajak untuk hidup bersama dengan
masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan yang luhur,
seperti keramahan, gotong royong, tolong menolong, keuletan, serta kehidupan
yang harmonis dengan alam sekitarnya.
Desa
Tanjung sebagai sebuah desa yang memiliki monument budaya berupa Joglo Tanjung
dan pola kehidupan masyarakatnya yang masih tradisional, menyambut baik
keinginan pihak Pemerintah dalam hal ini Sub Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman,
bersama dengan beberapa pelaku wisata Jogjakarta, untuk menjadikan Desa Tanjung
menjadi salah satu Desa Wisata. Kesediaan ini juga dilatarbelakangi kesadaran
bahwa sudah selayaknya rejeki pariwisata tidak hanya dinikmati oleh orang-orang
yang berpunya saja, namun masyarakat dusun juga dapat menikmatinya sekaligus
sebagai upaya untuk melestarikan adat istiadat yang luhur warisan nenek moyang
kita.
Sebagai
tindak lanjut dari kesediaan itu, maka disusunlah panitia persiapan pembentukan
Desa Wisata Tanjung. Hingga akhirnya pada tanggal 1 Juli 2001, secara resmi
dicanangkan Desa Wisata Tanjung dengan ditandai pemukulan kentongan besar oleh
salah satu turis mancanegara diikuti oleh turis-turis mancanegara lainnya dan
seluruh hadirin dengan memukul kentongan
kecil. Pencanangan Desa Wisata ini juga
dihadiri oleh Asisten Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia,
pejabat-pejabat Dinas Pariwisata Propinsi D I Yogyakarta dan Kabupaten Sleman,
serta beberapa biro perjalanan (travel Agent) yang ada di Yogyakarta dan
sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar